Jumat, 12 November 2010

Jejaring sosial

1. Contoh jejaring sosial

a. Facebook










b. Friendster











c. Twitter









d. Yahoo Messenger








e. Blackberry Messenger






f. Koprol






g. Flickr








h. Plurk








2. Dampak Positif jejaring sosial

a. Mudah berinteraksi dengan orang lain meskipun jarak jauh
b. sarana promosi suatu barang, komunitas, band dan lain-lain
c. Berkenalan dengan orang lain / mencari teman
d. Banyak teman dengan cara berkenalan dengan orang yang belum kita kenal baik interlokal maupun internasional.
e. Bisa share dan discuss tentang interest kita, misalnya kita lagi suka film barat atau suka anime, dll dengan orang lain.. Dengan berdiskusi tentang hal itu wawasan kita bertambah, bukan hanya wawasan kita saja tapi wawasan orang yang kita ajak diskusi juga bertambah.
f. ada fasilitas bulletin, jadi kalo kita ingin memberikan pengumuman, kita dapat menulis di bulletin itu dan hal yang kita tulis dapat dibaca semua teman-teman kita. Menjadi lebih mudah untuk memberikan informasi yang cepat kepada teman-teman kita dan dengan adanya bulletin kita dapat menulis tulisan kita seperti curhat.

3. Dampak negatif jejaring sosial

a. Mengurangi kinerja
b. Berkurangnya perhatian terhadap keluarga
c. Kurangnya interaksi dengan dunia luar yang menyebabkan orang tersebut menjadi anti-sosial
d. Membuat orang tersebut kecanduan dan menghabiskan waktunya seharian di depan komputernya
e. biaya yang dikeluarkan orang tersebut tidaklah sedikit untuk mengaktifkan internet atau membayar warnet.
d. Pornografi
e. kesalahpahaman
f. Pemanfaatan untuk kegiatan negatif
g. Tersebarnya data penting yang tidak semestinya
Diposkan oleh meltri di 07.59 0 komentar
Jumat, 24 September 2010
dampak internet bagi psikologi siswa
Pemanfaatan Internet tentu harus di sesuaikan dengan tingkat usia anak. Usia anak SD rata-rata berkisar antara 7-13 tahun. Dan tingkatan itu semua memiliki cara penanganan yang berbeda. Berikut tahap pengenalan Internet pada anak sesuai tingkat usianya

1.USIA 7 S/D 10 TAHUN

Dalam masa ini, anak mulai mencari informasi dan kehidupan sosial di luar keluarga mereka. Inilah saatnya dimana faktor pertemanan dan kelompok bermain memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan seorang anak. Pada usia ini anak mulai meminta kebebasan lebih banyak dari orang tua. Anak memang harus didorong untuk melakukan eksplorasi sendiri, meskipun tak berarti tanpa adanya partisipasi dari orang tua. Tempatkan komputer di ruang yang mudah di awasi, semisal di ruangan keluarga. Ini memungkinkan sang anak untuk bebas melakukan eksplorasi di Internet, tetapi dia tidak sendirian. Pertimbangkan pula untuk menggunakan software filter, memasang search engine khusus anak-anak sebagai situs yang boleh dikunjungi ataupun menggunakan browser yang dirancang khusus bagi anak. Pada masa ini, fokus orang tua bukanlah pada apa yang dikerjakannya di Internet, tetapi berapa lama dia menggunakan Internet.

2. USIA 10 S/D 12 TAHUN

Pada masa pra-remaja ini, anak yang membutuhkan lebih banyak pengalaman dan kebebasan. Inilah saat yang tepat untuk mengenalkan fungsi Internet untuk membantu tugas sekolah ataupun menemukan hal-hal yang berkaitan dengan hobi mereka. Perhatian orang tua tidak hanya pada apa yang mereka lihat di Internet, tetapi juga pada berapa lama mereka online. Tugas orang tua adalah membantu mengarahkan kebebasan mereka. Berikanlah batasan berapa lama mereka bisa mengggunakan Internet dan libatkan pula mereka pada kegiatan lain semisal olahraga, musik dan membaca buku. Pada usia 12 tahun, anak-anak mulai mengasah kemampuan dan nalar berpikir mereka sehingga mereka akan membentuk nilai dan norma sendiri yang dipengaruhi oleh nilai dan norma yang dianut oleh kelompok pertemanannya. Sebelumnya, norma keluargalah yang banyak berpengaruh.
Pada usia ini, sangatlah penting untuk menekankan konsep kredibilitas. Anak-anak perlu memahami bahwa tidak semua yang dilihatnya di Internet adalah benar dan bermanfaat, sebagaimana belum tentu apa yang disarankan oleh teman-temannya memiliki nilai positif.

3. USIA 12 S/D 14 TAHUN

Inilah saat anak-anak mulai aktif menjalani kehidupan sosialnya. Bagi yang menggunakan Internet, kebanyakan dari mereka akan tertarik dengan online chat (chatting). Tekankan kembali pada kesepatakan dasar tentang penggunaan Internet di rumah, yaitu tidak memberikan data pribadi apapun, bertukar foto atau melakukan pertemuan face-to-face dengan seseorang yang baru dikenal melalui Internet, tanpa sepengetahuan dan/atau seijin orang tua.
Pada usia ini anak-anak harus sudah memahami bahwa faktanya seseorang di Internet bisa jadi tidaklah seperti yang dibayangkan atau digambarkan. Anak pada usia ini juga sudah saatnya mulai tertarik dengan hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas. Sangatlah alamiah apabila seorang anak mulai tertarik dan penasaran dengan lawan jenisnya. Mereka akan mencoba melakukan eksplorasi untuk memenuhi rasa ketertarikan dan penasaran mereka. Dalam masa ini, orang tua harus waspada terhadap apa yang dilakukan anaknya. Orang tua tidak harus berada di ruangan yang sama dengan sang anak ketika anak tersebut tengah menggunakan Internet.
Masa ini merupakan masa yang tepat bagi kebanyakan orang tua untuk bercerita dan berbagi informasi tentang hal-hal seksual kepada anaknya. Tetapi di sisi lain, pemasangan software filter secara diam-diam ataupun tanpa persetujuan sang anak, bisa berdampak pada timbulnya resistansi sang anak kepada orang tua.

* Dampak Positif dan Negatif dari Internet

Dunia internet semakin berarti bagi anak-anak. Internet memungkinkan anak mengambil dan mengolah ilmu pengetahuan ataupun informasi dari situs-situs yang dikunjunginya tanpa adanya batasan jarak dan waktu. Di samping itu masih ada manfaat lain yang didapat dari internet, diantaranya:
1. Surat menyurat (e-mail), fasilitas ini sudah sering kali kita dengar karena dengan fasilitas ini tidak hanya untuk saling mengirim pesan yang pnjang tapi juga dapat digunakan untuk mengirim tugas dalam proses belajar,
2. Berbincang (chatting), fasilitas ini memungkinkan seseorang untuk saling berkomunikasi satu sama lainnya, dan bisa menambah teman dari berbagai belahan dunia,
3. Mengambil/mengirim informasi (download/upload), berbagai informasi mengenai apapun dapt diperoleh melalui internet, selain itu kita pun dapat turut andil dengan mengirimkan (upload) informasi-informasi penting yang kita ketahui,
4. Menggunakan teknologi “teleconference” (konferensi interaktif secara on line dari jarak jauh), karena dapat menghemat waktu, tenaga pengajar, kapasitas ruang belajar serta tidak mengenal letak geografis,
5. Mendapatkan hiburan, tidak hanya bagi orang dewasa, namun siswa sekolah dasarpun telah mengenal dan memanfaatkannya meski seringkali hanya untuk mendapatkan kesenangan,
6. Internet juga dapat dimanfaatkan untuk memupuk semangat belajar secara mandiri pada anak, misalnya dengan memanfaatkan software yang menarik untuk menggugah minat anak belajar. Isi atau materi pelajaran yang menarik diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang penuh dengan kegembiraan. Sekaligus menghindarkan anak dari rasa tertekan saat belajar karena menganggap pelajaran sulit dan menakutkan, dan sebagainya.
Sudah saatnya, pemanfaatan internet dalam proses pembelajaran dilaksanakan dan didukung segenap pemangku kepentingan pendidikan. Pemerintah juga harus memberikan perhatian lebih agar para pengajar sadar betapa banyaknya kemudahan pembelajaran yang bisa diperoleh lewat pemanfaatan internet. Orangtua juga harus paham, internet bukan hanya membawa dampak negatif bagi anak. Di sisi seberang sana, potensi besar internet menunggu untuk dikenalkan dan dimanfaatkan. Agar proses pembelajaran, tidak hanya yang bersifat formal, bagi anak dapat lebih kreatif.
Tidak diragukan lagi, transformasi informasi ini memiliki banyak manfaat positif, namun sayangnya internet juga membawa berbagai dampak negatif:
1. Pornografi, anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi memang tidak salah. Dengan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajarela. Untuk mengatasi hal ini, para produsen “browser” melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home page yang dapat diakses.
2. Violence and Gore atau kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat menjual situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu.
3. Penipuan, hal ini memang merajarela di bidang apapun, internet pun tak luput dari serangan penipu. Cara terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini.
4. Perjudian, dengan jaringan yang tersedia para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi kebutuhannya.

Selain itu pun, ada beberapa dampak negatif lainnya yang dilihat secara konseptual yakni:
1. Information Anxiety
Terlalu banyak informasi sehingga tidak bisa memilih mana informasi yang benar / salah, penting / tidak, karena semakin banyaknya informasi yang ada sekarang, tidak semua informasi yang diberikan benar adanya. khususnya yang menggunakan media internet.
2. Dehumanization
Hilangnya / turunnya penghargaan atas nilai individu, yang digantikan dengan angka identitas.
3. Health Issues
Stress yang ditimbulkan oleh penggunaan peralatan dan aplikasi berbasis TIK, ketergantungan akan teknologi informasi dan komunikasi, pengaruh radiasi gelombang elektromagnetis, pengaruh radiasi layar monitor, masalah persendian akibat kelelahan akibat kesalahan penggunaan keyboard dan mouse, masalah ergonomis, dsb.
4. Lost Of Privacy
Identitas digital membuat keberadaan kita selalu terdeteksi. Selain itu pemantauan kamera CCTV (Closed-circuit Television) secara terus menerus yang berada / terpasang di beberapa tempat tertentu akan mengganggu privasi dalam kesaharian kita.
5. Cookies
Makin banyak informasi yang ditampilkan diinternet yang tanpa kita sadari membuka peluang penyalahgunaan oleh pihak – pihak tidak berwenang , contoh : account yang kita miliki di situs jejaring social seperti facebook, friendster, twitter, dll .
6. Digital Gap
Makin nyata adanya kesenjangan antara kelompok yang menguasai TIK dengan kelompok yang tidak menguasai TIK, baik dalam keseharian maupun di dalam pekerjaan.
7. Possible Massive Unemployment
Implementasi TIK secara besar – besaran, waktu – waktu dapat membawa dampak peningkatan jumlah pengurangan tenaga kerja, baik melalui PHK ataupun menyempitnya peluang tenaga kerja bagi karyawan yang tidak menguasai TIK.
8. Impact Of Globalization On Culture
Makin menghilangnya / menipisnya nilai – nilai budaya lokal akibat pengaruh globalisasi. Karena semakin cepat dan mudahnya penyebaran informasi dari dunia luar melalui internet.

Jumat, 01 Oktober 2010

dampak internet terhadap psikologi siswa

Dalam dunia pendidikan internet dapat membantu siswa untuk mengakses
berbagai informasi dan ilmu pengetahuan serta sharing antarsiswa
terutama dengan mereka yang berjuauhan tempat tinggalnya. Namun, banyak sekali pengaruh negatif atau pengaruh positif di dalam internet.

Contoh pengaruh negatif dari internet adalah Pornografi, kejahatan, rasisme, bahkan sampai yang bersifat pelecehan pun dapat dengan mudah di cari oleh siapa saja. Karena di internet sangat dengan mudah mengakses hal tersebut.

Tapi ada juga contoh positif dari dunia internet. Misalnya, kita dapat dengan mudah berkomunikasi dengan teman atau saudara kita yang berada jauh sampai keberbeda negara pun kita bisa berkomunikasi dengan menggunakan jaringan internet tersebut.

Dan dari beberapa contoh diatas dapat disimpulkan bahwa Internet sebenarnya sangat membantu kita, akan tetapi bila yang mempergunakan internet adalah anak-anak, itu dibutuhkan pengawasan yang ekstra dari orang tua mereka. Walaupun hanya bermain game orang tua pun harus tetap mengawasi dan mengingatkan anak tersebut untuk berhenti bermain game. Karena game bisa membuat seseorang kecanduan. Karena banyak sekali orang yang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk berada diwarnet atau di depan komputer hanya untuk bermain game. Jika ini terjadi kepada anak-anak yang masih sekolah atau siswa mereka akan melupakan belajar, karena di fikiran mereka hanya ingin bermain saja.

G 30 SPKI

Yogyakarta (ANTARA) - Peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak akan pernah terungkap secara utuh karena seluruh tokoh kunci gerakan tersebut sudah meninggal dunia, kata sejarawan dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Budiawan.
"Rangkaian kejadiannya memang dapat terlacak, tetapi siapa yang sesungguhnya menjadi dalang gerakan tersebut tidak akan pernah diketahui karena sudah tidak ada tokoh kunci gerakan tersebut yang masih hidup," katanya di Yogyakarta, Kamis.
Selain itu, menurut dia versi-versi sejarah tentang Gerakan 30 September yang diungkapkan para ahli hanya mengungkapkan secara sepotong-sepotong dan sebagian besar tidak melalui metodologi penelitian baku.
"Versi tunggal yang digunakan oleh rezim Orde Baru ternyata juga tidak sepenuhnya benar, cenderung mendramatisasi fakta, bahkan berbagai pihak menganggap versi Soeharto dongeng belaka," katanya.
Selain itu, ia mengatakan diskriminasi yang dialami oleh mantan tahanan politik Orde Baru telah mengakibatkan beban psikologis kepada para mantan tahanan politik tersebut.
"Setelah mereka dibebaskan tidak serta merta mereka mendapatkan kebebasan yang sesungguhnya karena pada kenyataannya mendapat stigma sangat buruk dari kalangan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan diskriminasi tersebut tidak hanya datang dari negara dan masyarakat, bahkan para mantan tahanan politik Orde Baru mendapat diskriminasi dari saudara mereka.
"Situasi yang mengondisikan para mantan tahanan politik tersebut menjadi pihak yang serba salah. Orde Baru berperan besar dalam menciptakan diskriminasi tersebut," katanya.
Menurut dia, aparatur negara tidak merasa mendiskriminasikan para mantan tahanan politik karena merasa memiliki payung hukum yang sah untuk menempatkan para mantan tahanan politik sebagai warga yang patut dibedakan.
"Oleh karena itu sampai saat ini para mantan tahanan politik tersebut masih menyimpan trauma dan menanggung beban psikologis yang sangat berat," katanya.